Selasa, 21 September 2010

Cerita Toar Lumimu'ut

Kita banyak mendengar ceritera rakyat Minahasa TOAR-LUMIMUUT tapi kita kadang tidak mengetahui asal mula ceritera itu dan bagaimana orang Minahasa dari generasi ke generasi tetap mengetahui jalannya ceritera tersebut. Ceritera ini termasuk MYTHOS ( Mite) karena pada jaman lampau orang Minahasa menganggap ceritera ini suci dan tidak sebarang di kisahkan, ceritera ini hanya dapat di nyanyikan pada upacara kusus seperti upacara RUMAGES asal kata "reges" artinya angin ataupun upacara MANGORAI, walau kisahnya sama tapi jalan ceriteranya berbeda. Ceritera MYTHOS berbeda dengan LAGENDA yang disebut terahir tidak di anggap suci karena tokoh utama sebuah lagenda hanya berstatus manusia setengah dewa, walaupun kelak setelah leluhur lagendaris itu lama meninggal barulah leluhur itu menjadi dewa.

Ceritera TOAR-LUMIMUUT yang paling lengkap dan yang terbaik kita ambil dari buku " Uit Onze Kolonien" tulisan.H.Van Kol.terbitan thn 1903.halaman.160-165 dalam bahasa Tombulu " De Zang van Karema" ( nyanyian dewi Karema), seperti di kitahui dewa-dewi TOAR - LUMIMUUT adalah leluhur pertama orang Minahasa, kedua manusia pertama orang Minahasa yang menurunkan seluruh orang Minahasa itu ,telah dikawinkan oleh seorang dewi yang bernama KAREMA berwujud wanita tua. KAREMA, LUMIMUUT dan TOAR adalah dewa-dewi leluhur pertama orang Minahasa, sebelum mereka ada juga beberapa nama leluhur lainnya, tapi semua leluhur lainnya itu telah mati tenggelam ketika pada jaman purba terjadi banjir besar AMPUHAN atau DIMENEW yang membuat seluruh tanah Minahasa terbenam air kecuali satu puncak pegunungan wulur Mahatus di Minahasa selatan, demikianlah menurut ceritera mithos Minahasa, dan ceritera dibawah ini dimulai ketika banjir besar itu telah berlalu. Dinyanyikan oleh seorang wanita tua dalam jabatannya sebagai WALIAN TUA (pemimpin Walian) pada upacara RUMAGES, wanita tua itu akan berperan sebagai Dewi-Karema. Setiap satu syair dinyanyikan, maka penari " Maengket Katuakan" akan menyambut dengan menyanyikan bahagian refrein...."Eeeeh Rambi-rambian" artinya " bunyikanlah gong perunggu" ( Rambi = gong perunggu), nyanyi- an itu adalah sebagai berikut, mulai syair pertama yang langsung diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia , dari ceritera inilah sumber utama MINAHASANOLOGI mengernai agama asli, kepercayaan, seni budaya, dan adat kebiasaan orang Minahasa.

--------------------------
SYAIR PERTAMA :

Oooh Talingan nio untenge minatontonai …….Eeeeh Rambi-rambian.
artinya :wahai dengarkanlah ceritera yang telah di turunkan…….bunyikanlah gong
Si minatontonai wanam puruk u langit ………. Eeeeeh Rambi-rambian
Artinya: ceritera yang telah diturunkan dari atas langit………….bunyikanlah gong
Si zei^kan meilengkaz, wo mawia-me dungus intanak…Eeeh rambi-rambian
Artinya ; Dia ( Karema) tidak dilahirkan ketika datang dan ada di muka bumi..bunyikan gong
Si karengan nimatoume, mei kolote um batu …..Eeeeh rambi-rambian
Artinya ; Dia (Karema) lahir bersama-sama dengan batu yang meletus….bunyikan gong


TULISAN BERIKUTNYA, REFREIN LAGU RAMBI-RAMBIAN TIDAK DITULIS LAGI,AGAR LEBIH MUDAH MENGIKUTI JALAN CERITERANYA.


SYAIR KEDUA :

Niakumo si mahawe^ena^ase , yah wiamo angka^aya^an
Artinya: Sayalah pemberi ingatan kesadaran berpikir, dan saya telah ada didunia ini.
Yah werenanku an tanak, leme^ loyo kampe
Artinya: Aku lihat tanah permukaan bumi masih lembut berlumpur(karena banjir besar )
Si suatan ma^ra^ar , sumena-sena^
Artinya : Tapi bersama itu sinar matahari bercahaya terang
Ta^an kangkasi^I , umpele-peleng zima^I – za^I
Artinya : Tetapi juga kesemuanya itu terasa menyenangkan


SYAIR KETIGA:

Wo Aku sumaru , sendangan timu
Artinya ; lalu aku menghadap arah tenggara
Yah, sinumpak um berenku , un Akel Matutung
Artinya : Mataku dihadang oleh pemandangan sebatang pohon Aren (pohong saguer)
Yah , Tumarak-tak , an tali watu ma^ragos
Artinya : Dan terdengar bunyi gemeretak, buah pohon Aren jatuh ketanah
Wo ni^ilek-ku tawi ni^itu, sumo^so^ane me-ngasin
Artinya; Dan kulihat dekat pohon itu, ada sungai yang airnya mengalir kelaut


SYAIR KEEMPAT :

Wo mawiling Aku , sumaru sendangan Amian
Artinya: Lalu aku memutarkan badan menghadap arah timur laut
Yah , kina patesanku , un Asa retik
Artinya : dan perhatianku tertuju pada pohon “Asa” (kano-kano, jelaga)
Yah ma^tou karete ni^itu , un Tu^is Rarawir
Artinya : Dan yang bertumbuh dekat itu adalah pohon T u ^ I s (Jenis pohon batang Lembut )
Wo rimuru^ ma^wire-wirei , u la^it um bene^
Artinya ; dan yang dipojok itu nampak melambai adalah pohon “ daong nasi “


SYAIR KELIMA :

Tumondong Aku mapa-saru , Amian talikuzan
Artinya : Kemudian itu aku menghadap arah Barat laut
Yah , kina werenanku witu , um-Bangelei ne Kotulus
Artinya : Dan nampak olehku, tanaman obat “Wangelei” ( Tumulawak)
Yah Karuru^ karete ni^itu , um Bawali Kundamah
Artinya ; Dan dipojok dekat situ , ada tanaman “ Wawali Kundamah” (pohon Kencur)
Yah minalung ni^itu , un Tewasen ne Rumopa
Artinya ; Dan pohon yang menaungi tempoat itu adalah pohon “ Tewasen”
(pohon katu)Yang batangnya menghasilkan sagu .


SYAIR KE-ENAM :

Kamurian Aku mapasaru , Timu^ talikuzan
Artinya : kemudian aku menghadap arah , barat daya
Yah, kapatesanku ma-witu , un Ayamen ka^ukur
Artinya ; Dan pandanganku tertumbuk pada pohon “Ayamen” (Silar, daun tikar)
Yah sana remong witu , un-Tambelang Tumitikak
Artinya : Dan satu rumpun dengan itu, adalah pohon bambu “ Tambelang”(bulu ikang)
Ta^an un antang witu nate Si Raraha, menorome niaku
Artinya :Tapi (dari arah itu), hati dan kemauan si gadis (Lumimu^ut) sudah teguh dan dia berjalan lurus ke-arah saya ( Karema).


SYAIR KE-TUJUH :

Liwaganku sia , sa apa u ngarana
Artinya : Aku bertanya kepadanya , siapakah namanya
Yah Ongah u nuwu^na mingkot sia , LUMIMU^UT u ngaranku
Artinya: Dan dengan jelas di menjawab pertanyaan saya bahwa namanya LUMIMU^UT
Yah tentu kang-kasi^I, Sia Limiwaga u ngaranku
Artinya ; Dan begitu juga lagi dia (Lumimuut) menanyakan nama saya.
Wo Totozenku u ngaranku , KAREMA ne Rumarages
Artinya ; Lalu aku tegaskan nama saya : KAREMA pendeta upacara agama “Rumages” .


SYAIR -DELAPAN :

Witu kai ma^esa^an sana zizikezan, tu le^os wo u lewo
Artinya ; Mulai waktu itu kita bersatu saling terikat dalam suka mapun dalam duka
Yah sanawali mo kai, I minange witu Mapawe^a-we^an
Artinya ; Dan bersama-sama kita pergi ke-tempat tinggal kita
In toro-itu , kai Timou mina^elu-eluzan mahwatu
Artinya : waktu itu kita berdua hidup berkasih-kasihan dan menyatu
Yah , witu kai lawiz , wo zei^kazei^an
Artinya : Dan disitulah kita hidup diberkati dan senantiasa berkecukupan


SYAIR KE-SEMBILAN:

Pina^aleiku wia nisia , Wehane A^asaren Aku
Artinya; Aku (karema) mintakan kepadanya , berikanlah ceritera kepadaku
Sa sei si Ama^na , wo sei si Ina^na
Artinya: Kalau siapa Ayah-nya dan siapakah Ibunya
Sa kura u lalana, angika ayome wia
Artinya : Dan bagaimana caranya, hinga dapat tiba disini (di Minahasa)
Wo kura um pa’az-na, in Tumou wia
Artinya : Dan bagaimana keinginannya, hidup disini (di Minahasa)


SYAIR KE-SEPULUH :

Yah ongah u nuwuk’ku ing kumua wia ni sia
Artinya : Dengan jelas aku berkata kepada-nya (Karema)
Wewe’an un Aoan nah-gio-gioan, ang kenap-sena’na
Artinya : Ada bukit-bukit yang berhadap-hadapan, yang terang dengan cahaya
Ni itu ya tanu lalem-lalemdeman, wo tanu zuni-zuni’an
Artinya : Tempat itu nampak seperti berkabut awan, dengan warna seperti pelangi
Ya wituma un Arina, Linengkaran niaku
Artinya : Disanalah tempatnya, aku dilahirkan


SYAIR KE-SEBELAS :

U ngaran nei ketor um pusez ni Inaku-ku en WENGI
Artinya : Nama ketika tali pusar dipotong dari ibu adalah WENGI
Yah si Ama’ku ka’uman, wen KAWENGIAN u ngaranan
Artinya : Dan ayahku, bernama Kawengian
Ni Sera se timau’ niaku, witu um bantang
Artinya : Mereka (Ibu dan Ayahku) yang memasukkan aku dalam perahu-rakit
Ni sera se nimayome niaku, witu u louz
Artinya : Mereka (Ibu dan Ayahku), yang telah mengayunkan ke-laut.


SYAIR KE-DUABELAS:

Si Ina’ku si Simi’si’me, witung kikile’ku kakan
Artinya : Ibuku telah menyelipkan, pada ketiak-ku sebelah kanan
Un Sinaputan, an ipa’pespes, wo un Atelu’ Esa
Artinya : Satu Bungkusan disemaikan, dan satu butir telur
Si Ama’ku Ka’ uman si simipsipe, witung Kawi’i
Artinya : Dan Ayah-ku telah menyisipkan, di (ketiak-ku) sebelah kiri
Un Uka’ Winutame, am batuna Tumou – tou
Artinya : Tempurung di isi penuh dengan biji-bijian besar yang dapat bertumbuh.


SYAIR KE-TIGABELAS:

Um Bantang – ku ayur wo Lembo, Limaya’ wo uma’lending
Artinya : Perahu rakit-ku hanyut dan timbul (dipermuka’an laut), dipermainkan (Ombak) dan bunyi berderak-derak
U Limingke-lingkey, endo wo wengi
Artinya :Dan bergoyang-goyang (kekiri, kekanan, kemuka, kebelakang), siang dan malam.
Ya naigom aku wo ika-tekel, zie’mo si genang-ku
Artinya :Dan aku mabuk-laut hingga tertidur, dan tidak sadar diri
Le’os Limengki’ um bantang, simangkil wurias
Artinya :Untunglah tertumbuk perahu rakit-ku, tersandung benda keras


SYAIR KE-EMPATBELAS :

Tare Aku Mapolo, woan ma’we’ena’as ung genang-ku
Artinya : Barulah aku terbangun, kemudian ingatan kesadaranku kembali
Yah, tana’ rimagos witun saput kakan, nimamualimo un tana’ kenu
Artinya : Dan tanah yang terbungkus di (ketiak) kanan-ku yang terjatuh
telah berubah menjadi tanah (minahasa) ini
Ka’ uman um batuna I peresouw, timoumo wangun sombor
Artinya : Dan lagi biji-bijian untuk di hamburkan, telah tumbuh menghijau
Ya un atelu’ e minawalui-ye, tatamun-tuan
Artinya : dan Telur itu telah berubah menjadi binatang-binatang


SYAIR KE-LIMABELAS :

Yah Wisamo dei mei-ayur, kita winaway minasungkul wia
Artinya : Kemanapun dia yang telah dihanyutkan ( kelaut ), kita (berdua saya dan
karema) telah bertemu di tempat ini.
Ni iamo Ka’pa un tinouw-Toouwan-ta in dua
Artinya : Sudah beginilah atua sudah inilah kehidupan kita berdua
Niaku eh ma’ayang, akaz I lumomei u mu’u unggio
Artinya : Saya (Lumimu’ut) akan bekerja, hingga (badanku) licin berkeringat sampai ke wajah-ku
Satoro Ka’uman, si menginalei Kalalawiz-ta in dua
Artinya : Tapi aku mintakan (pada Karema) kalau boleh, agar di doa’kanlah
kebahagia’an hidup untuk kita berdua.


SYAIR KE-ENAMBELAS :

Laleyo un tou-touan nera, zei si kawenduan wo kalewo’an
Artinya :Telah lama mereka hidup, dengan tidak ada keluhan atau pederitaan
Si Karema si nime’an kura ung kawendu, sa zei’ si Tuama
Artinya : Karema memberikan pendapatnya bagaimana tidak bahagianya (seorang wanita) bila tidak ada lelaki
Ni Sia si Mahalez si kariana, si siga’ ka’uman ma’ lele-lele
Artinya : Dialah (Kaerma) yang menggerakkan temannya lumimu’ut karena (Karema) pandai membujuk agar kemaunnya di ikuti
Wo sera mondole witi rurag, wen miki rara’ate si Empung
Artinya : lalu mereka keluar dari lobang gua (tempat tinggalnya) untuk berdoa meminta pengasihan Tuhan


SYAIR KE-TUJUHBELAS :

Si Kaerma tare tumo’tol, ma-endo Walian
Artinya : Karema lalu menyiapkan upacara agama, dan bertindak sebagai Pendeta.
Yah I rondorna si Lumimu’ut, sumaru timu’ – sendangan
Artinya : Lalu diaturnyalah agar Lumimu’ut, berdiri menghadap tenggara
Si Karema menginalei ung kalalawiz ni lumimu’ut
Artinya : Karema berdoa minta kebagaiaan Lumimu’ut, tapi tidak terjadi apa-apa.
Si Lumimu’ut si zei’ si- torona, to walina’an u Rendaina
Artinya : Lumimu’ut tidak mendapat apa-apa, karena itu cara berdirinya dirobah arah


SYAIR KE-DELAPANBELAS :

A sia Sumaru un amian – sendangan
Artinya : Lalu dia dihadapkan ke arah timur laut
Si Karema menginalei, we’ane Kalalawiz si Lumimu’ut
Artinya :Karema lalu berdoa memintakan kebahagiaan untuk Lumimu’ut
Ta’an zei si wua’na, wen si Lumimu’ut zei’ si ka’ara’an
Artinya : Tapi tidak juga dibuahi, karena Lumimu’ut tidak merasa sesuatu
Si Karema zei’ mento’, an enso’ana u rendai ni Lumimu’ut
Artinya : Kareama tidak berhenti berusaha, pindah arah berdiri Lumimu’ut


SYAIR KE-SEMBILANBELAS :

Si Lumimu’ut sumarulah un Amian-talikuzan
Artinya : Dan Lumimu’ut lalu berdiri kearah barat-latu
Si Walian Menginalei kasi’I, ta’an zei’ si Torona
Artinya : Pendeta Karema lalu berdoa lagi, tapi tidak diberi apa-apa
Ma’an dei’ si Wua’ na, Ta’an zei’ mento’ sia mengimbali
Artinya :walau tidak di buahi, tapi Karema tidak berhenti meminta doa
dengan bersungguh-sungguh
Ni’itu Sia Sumaru-mo kasi’I sanaera, lumele si Karema
Artinya : karena itu dia menghadap lagi kearah yang lain, Karema membujuk (dalam doa-nya)


SYAIR KE-DUAPULUH :

Yah mera, a sumaru si Empung ti timu-Talikuzan
Artinya : Dan berpindahlah menghadap Tuhan di arah barat laut
Yah un Awa’at timu-Talikuzan, minehe za’I si Lumimu’ut
Artinya : Dan angin dari barat laut memberikan kesenangan yang diminta Lumimu’ut
Yah ne ilengkaz name, si utuk wangun
Artinya : Dan dilahrkanlah oleh lumimu’ut, anak bayi lelaki yang tampan
Nisia si lemekep ung katutu’a, wo ung Kalalawiz nera zua
Artinya : anak itulah yang melengkapi kebahagiaan kedua wanita itu sampai hari tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar